Halaman

r

Sabtu, 24 November 2012

PEDAGANG

            Dikisahkan, ada seorang pedagang yang kaya raya dan berpengaruh di
kalangan masyarakat. Kegiatannya berdagang mengharuskan dia seringkeluar kota. Suatu saat, karena pergaulan yang salah, dia mulai berjudi
dan bertaruh. Mula-mula kecil-kecilan, tetapi karena tidak dapat
menahan nafsu untuk menang dan mengembalikan kekalahannya, si
pedagang semakin gelap mata, dan akhirnya uang hasil jerih payahnya
selama ini banyak terkuras di meja judi. Istri dan anak-anaknya
terlantar dan mereka jatuh miskin. Orang luar tidak ada yang tahu
tentang kebiasaannya berjudi, maka untuk menutupi hal tersebut, dia
mulai menyebar fitnah, bahwa kebangkrutannya karena orang
kepercayaan, sahabatnya, mengkhianati dia dan menggelapkan banyak
uangnya. Kabar itu semakin hari semakin menyebar, sehingga sahabat
yang setia itu, jatuh sakit. Mereka sekeluarga sangat menderita, disorot
dengan pandangan curiga oleh masyarakat disekitarnya dan dikucilkan
dari pergaulan. Si pedagang tidak pernah mengira, dampak
perbuatannya demikian buruk. Dia bergegas datang menengok sekaligus
memohon maaf kepada si sahabat "Sobat.
Aku mengaku salah! Tidak seharusnya aku menimpakan perbuatan
burukku dengan menyeba fitnah kepadamu.
Sungguh, aku menyesal dan minta maaf. Apakah ada
yang bisa aku kerjakan untuk menebus kesalahan yang telah
kuperbuat?" Dengan kondisi yang semakin lemah, si sahabat berkata,
"Ada dua permintaanku. Pertama, tolong ambillah bantal dan bawalah
ke atap rumah. Sesampainya di sana, ambillah kapas dari dalam bantal
dan sebarkan keluar sedikit demi sedikit ".

Walaupun tidak mengerti apa arti permintaan yang aneh itu,
demi menebus dosa, segera dilaksanakan
permintaan tersebut. Setelah kapas habis di sebar, dia kembali menemui
laki-laki yang sekarat itu. "Permintaanmu telah aku lakukan, apa
permintaanmu yang kedua?" "Sekarang, kumpulkan kapas-kapas yang
telah kau sebarkan tadi", kata si sahabat dengan suara yang semakin
lemah. Si pedagang terdiam sejenak dan menjawab dengan sedih, "Maaf
sobat, aku tidak sanggup mengabulkan permintaanmu ini. Kapas-kapas
telah menyebar kemana-mana, tidak mungkin bisa dikumpulkan lagi".
"Begitu juga dengan berita bohong yang telah kau sebarkan, berita itu
takkan berakhir hanya dengan permintaan maaf dan penyesalanmu saja"
kata si sakit "Aku tahu. Engkau sungguh sahabat sejatiku. Walaupun
aku telah berbuat salah yang begitu besar tetapi engkau tetap mau
memberi pelajaran yang sangat berharga bagi diriku. Aku bersumpah,
akan berusaha semampuku untuk memperbaiki kerusakan yang telah
kuperbuat, sekali lagi maafkan aku dan terima kasih sobat". Dengan
suara terbata-bata dan berlinang air mata, dipeluklah sahabatnya.
Seperti kata pepatah mengatakan, fitnah lebih kejam daripada
pembunuhan. Kebohongan tidak berakhir dengan penyesalan dan
permintaan maaf. Seringkali sulit bagi kita untuk menerima kesalahan
yang telah kita perbuat. Bila mungkin, orang lainlah yang menanggung
akibat kesalahan kita. Kalau memang itu yang akan terjadi , lalu untuk
apa melakukan fitnah yang hanya membuat orang lain
menderita.tentu… 
Jauh lebih nikmat bisa melakukan sesuatu yang membuat  orang lain berbahagia.

 ANDRIE WONGSO

KEPITING

             Saat menjelang malam hari di tepi pantai, terlihat para nelayan
melakukan kegiatan yakni menangkap kepiting yang biasanya keluar
dari sarang mereka di malam hari. Kepiting-kepiting yang ditangkap
oleh nelayan, sebagian kecil akan menjadi lauk santapan sekeluarga,
sebagian besar akan di bawa ke pengumpul atau langsung ke pasar untuk
di jual. Para nelayan itu memasukkan semua kepiting hasil tangkapan
mereka ke dalam baskom terbuka. Menariknya, baskom tersebut tidak
perlu diberi penutup untuk mencegah kepiting meloloskan diri dari situ.
Ada yang menarik dari tingkah laku kepiting-kepiting yang tertangkap
itu. Mereka sekuat tenaga selalu berusaha keluar dengan menggunakan
capit-capitnya yang kuat, tetapi jika ada seekor kepiting yang nyaris
meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan
berusaha keras menarik kembali ke dasar baskom. Begitulah seterusnya,
sehingga akhirnya tidak ada seekor kepiting pun yang berhasil kabur dari
baskom, sebab itu lah para nelayan tidak membutuhkan penutup untuk
mencegah kepiting keluar dari baskom. Dan kemudian mati hidupnya si
kepiting pun ditentukan keesokan harinya oleh si nelayan.

Sungguh menarik kisah dari sifat kepiting tadi, mengingatkan kita pada
kehidupan manusia. Kadang tanpa disadari, manusia bertingkah laku
seperti kepiting di dalam baskom. Saat ada seorang teman berhasil
mendaki ke atas atau berhasil mencapai sebuah prestasi, yang
seharusnya kita ikut berbahagia dengan keberhasilan itu, tetapi tanpa
sadar, kita justru merasa iri, dengki, marah, tidak senang, atau malahan
berusaha menarik atau menjatuhkan kembali ke bawah. Apalagi dalam
bisnis atau bidang lain yang mengandung unsur kompetisi, sifat iri, tidak
mau kalah akan semakin nyata dan bila tidak segera kita sadari, kita
telah menjadi monster, mahluk yang menakutkan yang akhirnya akan
membunuh hati nurani kita sendiri.
Gelagat manusia yang mempunyai sifat seperti halnya sifat kepiting
yaitu :
Selalu sibuk merintangi orang lain yang akan menuju sukses sehingga
lupa berusaha untuk memajukan diri sendiri. selalu mencari dan
menyalahkan pihak di luar dirinya
Tidak perlu cemas dengan keberhasilan orang lain, tidak perlu ada
menyimpan iri hati apalagi tindakan yang bermaksud menghalangi
teman atau orang lain agar mereka tidak maju. Buang pikiran negatif
seperti itu! Karena sesungguhnya, di dalam persaingan bisnis atau
persaingan di bidang apapun, tidak peduli berakhir dengan kemenangan
atau kekalahan, masing2 dari kita mempunyai hak untuk sukses! Jika
kita bisa menyadari bahwa ! Success is our right, sukses adalah hak kita
semua! Maka secara konsekwen kita bisa menghargai setiap keberhasilan
orang lain, bahkan selalu siap membantu orang lain utk mencapai
kesuksesannya. Untuk itu, dari pada mempunyai niat menghalangi atau
menjatuhkan orang lain, jauh lebih penting adalah kita siap berjuang
dan sejauh mana kita sendiri mengembangkan kemampuan dan potensi
kita seutuhnya. Sehingga hasil yang akan kita capaipun akan maksimal
dan membanggakan!

ANDRIE WONGSO

Entri Populer