Halaman

r

Sabtu, 06 Oktober 2012

CERITA BIJAK SOCRATES

          Di Yunani kuno, Socrates terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi dan sangat terhormat.
Suatu hari seorang kenalan dari teman-nya datang untuk bertemu dengan filsuf besar itu dan berkata, "Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman Anda?"
"Tunggu sebentar," Socrates menjawab. "Sebelum Anda menceritakan apapun pada saya, saya akan memberikan suatu test sederhana yang disebut Triple Filter Test.

Filter petama adalah KEBENARAN.
"Apakah Anda yakin bahwa apa yang akan Anda katakan pada saya itu benar?"
"Tidak," jawab orang itu, "Sebenarnya saya HANYA MENDENGAR tentang itu."
"Baik," kata Socrates. "Jadi Anda tidak yakin itu benar. Baiklah sekarang saya berikan filter yang kedua.

Filter ke 2, KEBAIKAN.
Apakah yang akan Anda katakan tentang teman saya itu sesuatu yang baik?"
"Tidak, malah sebaliknya..."
"Jadi," Socrates melanjutkan, "Anda akan menceritakan sesuatu yang buruk tentang dia, tetapi Anda tidak yakin apakah itu benar. Anda masih memiliki satu kesempatan lagi, masih ada satu filter lagi, yaitu filter ke 3.

Filter ke 3, KEGUNAAN.
Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi saya?"
"Tidak, sama sekali tidak."
"Jadi," Socrates menyimpulkannya, "bila Anda ingin menceritakan sesuatu yang belum tentu benar, bukan tentang kebaikan,dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus menceritakan itu kepada saya...??" Itulah mengapa Socrates dianggap filsuf besar dan sangat terhormat.

Penting bagi setiap dr kita, gunakan triple filter test setiap kali kita mendengar sesuatu. Jika bukan KEBENARAN, bukan KEBAIKAN, dan tidak ada KEGUNAAN positif, maka tidak perlu kita terima. Dan apabila kita terlanjur mendengarnya, jangan sampaikan pada orang lain, dan jangan menyakiti hati orang lain..

Kamis, 04 Oktober 2012

KELEDAI PEMBAWA UNTUNG

           Dihikayatkan bahwa salah seorang laki laki saleh, jika dirinya ditimpa musibah atau diuji dengan suatu petaka, ia selalu berkata, "itulah yang terbaik." Pada suatu malam ada seekor harimau yang datang ke rumahnya dan menerkan ayam jantan miliknya. Ketika dia mendapat kabar bahwa ayamnya diterkam harimau, dia berkata, "Itulah yang terbaik." Pada malam berikutnya, anjing yang telah dilatih sedemikian rupa untuk menjaga rumahnya ada yang memukul hingga mati. Ketika dia mendapat kabar bahwa ada yang memukul anjingnya hingga mati, dia berkata, "itulah yang terbaik." Pada malam berikutnya lagi keledai satu satunya milik dia ada yang mencekik hingga mati. Ketika dia mendapat kabar bahwa keledainya mati karena ada yang mencekik, dia berkata, "Itulah yang terbaik, jika Allah menghendaki."

            Istrinya merasa jengkel atas perkataan suaminya itu. Setiap kali mendapat musibah selalu berkata, "Itulah yang terbaik," sebab seolah olah dia membiarkan kerusakan. Pada suatu malm, kampung yang menjadi tempat tinggal orang itu disatroni oleh gerombolan arab pedalaman. Mereka membunuh setiap orang yang ada di kampung itu. Tidak ada seorangpun yang selamat dari kejadian itu kecuali dia dan keluargannya.

            Ternyata, gerombolan itu mendatangi setiap rumah dan membunuh penghuninya jika mereka  mendengar suara kokok ayam, suara anjing, dan suara keledai. Mereka mengetahui bahwa dengan terdengarnya suara suara hewan tersebut merupakan pertanda bahwa sebuah rumah ada penghuninya. Sehingga, mereka mendatanginya dan membunuh penghuninya. Sementara itu, ayam, anjing, dan keledai milik orang saleh tadi sudah mati semua. Sehingga tidak terdengar ada suara apapun dari rumahnya. Maka dia selamat dari pembunuhan yang dilakukan oleh gerombolan itu. Dengan demikia, binasanya berbagai benda (ayam, anjing, dan keledai) miliknya itu adalah keadaan yang terbaik dan sebagai sebab dirinya selamatdari pembunuhan. Maha suci Aallah.!

    

Selasa, 02 Oktober 2012

RASULULLAH DAN BUAH LIMAU

    Suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang wanita kafir. Ketika itu baginda 
bersama beberapa orang sahabat. Wanita itu membawa beberapa biji buah limau sebagai 
hadiah untuk baginda Rasulullah. Betapa cantik rupa buah limau itu. Sehingga siapapun yang 
melihatnya pasti akan terliur. Baginda menerima buah limau itu sambil tersenyum gembira. Hadiah itu dimakan oleh Rasulullah SAW 
seulas demi seulas dengan tersenyum.

        Biasanya Rasulullah SAW akan makan bersama para sahabat, karena Rasulullah suka berbagi. 
Namun kali ini tidak. Tidak seulas pun limau itu diberikan kepada para sahabat. Rasulullah SAW 
terus makan. Setiap kali dengan senyuman, hinggalah habis semua limau itu. Kemudian wanita itu 
meminta diri untuk pulang, diiringi ucapan terima kasih dari baginda Rasulullah SAW. Sahabat-sahabat 
agak heran dengan sikap Rasulullah SAW saat itu. Karena sangat penasaran merekpun bertanya. 
Dengan tersenyum Rasulullah SAW menjelaskan, “Tahukah kalian, sebenarnya buah limau itu rasanya 
terlalu masam sewaktu saya merasainya kali pertama. Kiranya kalian turut makan bersama, 
saya bimbang dan khawatir jangan sampai ada di antara kalian yang akan mengeryitkan mata karana 
rasa masam atau malah memarahi wanita tersebut. Saya khawatir nanti hatinya akan tersinggung. 
Sebab itulah saya habiskan semuanya dan tidak membagi buah tersebut kepada kalian.”

      Begitulah akhlak Rasulullah SAW. Baginda tidak akan memperkecil-kecilkan 
pemberian seseorang biarpun benda yang tidak baik, dan dari orang bukan Islam pula. Wanita 
kafir itu pulang dengan hati yang kecewa. Mengapa? Karena sebenarnya dia bertujuan ingin 
mempermainkan Rasulullah SAW dan para sahabat baginda dengan hadiah limau 
masam itu. Malangnya usaha tersebut tidak berhasil. Rencana wanita tersebut digagalkan oleh 
akhlak mulia Rasulullah SAW.

Senin, 01 Oktober 2012

KISAH PERANGKAP TIKUS

          Sepasang suami istri petani baru pulang ke rumah mereka setelah berbelanja di pasar. Saat mereka membuka barang belanjaan mereka, di sudut rumah ada seekor tikus yang memperhatikan mereka dengan seksama sambil berkata,
"Wahh...makanan apa lagi yang dibawa oleh mereka dari pasar?"
Betapa kagetnya tikus tersebut karena ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah perangkap tikus. Sang tikus mulai panik dan bingung. Ia pun segera berlari menuju kandangnya dan berteriak,
"Akan ada perangkap tikus di rumah ini!....Bahaya.... di rumah
 
sekarang ada perangkap tikus!...."
Ia pun mendatangi ayam dan memberitahu ayam sambil berteriak,
"Mereka akan memasang perangkap tikus... Gawaaatt!"
Sang Ayam lalu berkata,
"Pak Tikus, aku turut bersedih, tapi itu bukan masalahku dan tidak berpengaruh terhadap diriku"
Dengan tergesa gesa, Sang Tikus pun lalu pergi menemui seekor Kambing untuk memberitahunya.
Sang Kambing malah berkata,
"Aku turut prihatin atas dirimu kawan...tapi maaf, aku tidak bisa berbuat apa apa."
Tikus lalu menemui Sapi dan mengadukan hal yang sama. Tapi Ia mendapat jawaban sama.
" Maafkan aku sobat, tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali, maafkan akau.!"
  Sang Tikus belum menyerah, ia lalu lari ke hutan dan bertemu sang ular.
Tapi sang Ular malah mencibirnya dan berkata,
"Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai diriku, kau tahu itu!"
            Karena tidak ada yang mau peduli Sang Tikus pun kembali ke rumah dengan pasrah mengetahui kalau ia harus menghadapi bahaya sendirian. Suatu malam, Petani pemilik rumah terbangun mendengar suara perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Malangnya ketika dia melihat perangkap tikusnya, ternyata bukan Tikus yang ada di dalamnya, melainkan seekor ular yang berbisa. Ekor ular yang terjepit itu membuatnya semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan dari gigitannya.
Sang suami membawa istrinya ke rumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang, namun beberapa hari kemudian istrinya mengalami demam tinggi. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya(kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam). Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk diambil cekernya lalu dimasak. Sudah beberapa hari terlewatkan, namun demam istri petani itu tidak kunjung reda. Datanglah seorang teman yang menyarankannya untuk memakan hati kambing. Ia pun menyuruh suaminya menyembelih kambingnya untuk diambil hatinya. Masih tetap sama, istrinya tidak sembuh-sembuh juga dan akhirnya meninggal dunia.
Banyak sekali orang datang melayat pada saat prosesi pemakaman istrinya itu. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan kepada orang-orang yang datang melayat. Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi. 
 
MANAKALA KITA MENDENGAR SEORANG DALAM MASALAH DAN KESULITAN, KITA SERING MENGIRA BAHWA ITU BUKANLAH URUSAN KITA!??...

KISAH ORANG TUA BIJAK

Pernah ada seorang tua yang hidup di desa kecil.
Meskipun ia miskin, semua orang cemburu kepadanya
karena ia memiliki kuda putih yang sangat gagah. Bahkan raja 
sekalipun menginginkan hartanya itu. Kuda seperti itu belum
pernah dilihat orang, begitu gagah, anggun dan kuat.
 
Orang-orang menawarkan harga amat tinggi untuk kuda
jantan itu, tetapi orang tua itu selalu menolak :
"Kuda ini bukan kuda bagi saya", katanya : "Ia adalah
seperti seseorang. Bagaimana kita dapat menjual
seseorang. Ia adalah sahabat bukan peliharaan. Bagaimana
kita dapat menjual seorang sahabat ?" Meskipun orang tua itu  
miskin, ia tetap tidak menjual kudanya. 

Suatu pagi ia menemukan bahwa kuda itu tidak ada di
kandangnya. Seluruh desa datang menemuinya. 
"Orang tua bodoh", 
mereka mengejeknya : 
"Sudah kami katakan
bahwa seseorang akan mencuri kudamu. Kami peringatkan
bahwa kamu akan di rampok. Anda begitu miskin... Mana
mungkin anda dapat melindungi binatang yang begitu
berharga ? Bukankah lebih baik jika anda  menjualnya?!. 
Anda boleh minta harga berapa saja. Harga setinggi apapun akan
dibayar juga. Sekarang kuda itu hilang dan anda
dikutuk oleh kemalangan". 

Orang tua itu menjawab : 
"Jangan bicara terlalu cepat.
Katakan saja bahwa kuda itu tidak berada di
kandangnya. Itu saja yang kita tahu, selebihnya adalah
penilaian. Apakah saya di kutuk atau tidak, bagaimana
Anda bisa tahu itu ? Bagaimana bisa Anda 
menghakimi ?". 
Orang-orang desa itu protes : 
"Jangan menggambarkan kami sebagai orang bodoh! kami
memang bukan ahli filsafat, tetapi filsafat hebat tidak di
perlukan. Fakta sederhana bahwa kudamu hilang adalah
kutukan". 

Orang tua itu berbicara lagi : 
"Yang saya tahu hanyalah, bahwa kandang itu kosong dan kuda itu pergi.
Selebihnya saya tidak tahu. Apakah itu kutukan ataukah sebuah
berkah, saya tidak tahu.Yang dapat kita lihat
hanyalah sepotong saja. Tak ada seorangpun yang akan tahu apa
yang akan terjadi nanti ?" 
Orang-orang desa tertawa. Menurut mereka orang tua itu
gila. Mereka memang selalu menganggap dia orang tolol 
kalau tidak, ia pasti sudah menjual kuda itu dan hidup dari
uang yang diterimanya. Tapi yang terjadi malah
sebaliknya. Ia adalah seorang tukang
potong kayu yang miskin. Pekerjaan-nya memotong kayu bakar
dan menariknya keluar dari hutan lalu menjualnya. Uang yang
ia terima hanya cukup untuk membeli makanan, tidak
lebih. Hidupnya sengsara sekali. 
Sekarang ia sudah membuktikan bahwa ia betul-betul tolol. 

 Setelah lima belas hari berlalu, kuda itu kembali. Ia tidak di
curi, ia lari ke dalam hutan. Kuda itu tidak hanya kembali,
ia juga membawa sekitar selusin kuda liar bersamanya.
Sekali lagi penduduk desa berkumpul di tempat tukang
potong kayu itu dan mengatakan : 
"Orang tua, kamu benar dan kami salah. 
yang kami anggap kutukan
sebenarnya adalah berkah. Maafkan kami". 

Orang tua itu menjawab: 
"Sekali lagi kalian bertindak
gegabah. Katakan saja bahwa kuda itu sudah kembali.
Katakan saja bahwa selusin kuda ikut serta bersama,
tidak usah menilai. Bagaimana kalian bisa tahu bahwa ini
adalah berkah ? kalian hanya melihat sepotong saja,
tidak seluruh cerita,
bagaimana kalian bisa menilai ? Kalau kalian hanya membaca
satu halaman dari sebuah buku. Dapatkah kalian menilai
seluruh buku? Kalau kalian hanya membaca satu kata dari
sebuah ungkapan. Apakah kalian dapat mengerti seluruh
ungkapan? Hidup ini begitu luas, namun kalian menilai
seluruh hidup berdasarkan satu halaman atau satu
kata.Yang kalian tahu hanyalah sepotong! Jangan terburu buru 
mengatakan itu adalah sebuah berkat. Tidak ada yang tahu. Saya sudah
puas dengan apa yang saya tahu. Saya tidak terganggu
karena apa yang saya tidak tahu".

"Barangkali orang tua itu benar," 
mereka berkata satu kepada yang lain. 
 Jadi mereka tidak banyak berkata-kata. 
Tetapi di dalam hati mereka tahu kalau mereka memang salah. 
Mereka tahu itu adalah berkah. Dua belas kuda
liar pulang bersama satu kuda. Dengan kerja sedikit,
binatang itu dapat dijinakkan dan dilatih, kemudian
dijual untuk mendapatkan banyak uang. 

Orang tua itu mempunyai seorang anak laki-laki. Anak
muda itu mulai menjinakkan kuda-kuda liar itu. Setelah
beberapa hari, ia terjatuh dari salah satu kuda dan
kedua kakinya patah. Sekali lagi orang desa berkumpul
di tempat orang tua itu dan menilai. 
"Kamu benar",
kata mereka, "Kamu sudah membuktikan bahwa kamu benar.
Selusin kuda itu bukan berkah. Mereka adalah kutukan.
Satu-satunya puteramu patah kedua kakinya dan sekarang
dalam usia tuamu kamu tidak ada siapa-siapa untuk
membantumu... Sekarang kamu lebih miskin lagi. Orang
tua itu berbicara lagi : 
"Ya, kalian kesetanan dengan pikiran kalian untuk menilai
dan menghakimi. Jangan keterlaluan.
Katakan saja bahwa anak saya patah kaki. Siapa yang tahu
itu berkah atau kutukan ? Tidak ada yang tahu. Kita
hanya mempunyai sepotong cerita. Hidup ini datang
sepotong-sepotong"

.Maka terjadilah dua minggu kemudian
negeri itu berperang dengan negeri tetangga. Semua
anak muda di desa diminta untuk menjadi tentara. Hanya
anak si orang tua tidak diminta karena ia 
terluka. Sekali lagi orang berkumpul disekitar orang tua
itu sambil menangis dan berteriak karena anak-anak
mereka sudah dipanggil untuk bertempur. Sedikit sekali
kemungkinan mereka akan kembali. Musuh sangat kuat dan
perang itu akan dimenangkan musuh. Mereka tidak akan
melihat anak-anak mereka kembali. "Kamu benar, orang
tua", mereka menangis : "Tuhan tahu, kamu benar. Ini
buktinya. Kecelakaan anakmu 
merupakan berkah. Kakinya patah, tetapi paling tidak
ia ada bersamamu. Anak-anak kami pergi untuk selama-lamanya".

Orang tua itu berbicara lagi : 
"Tidak mungkin untuk
berbicara dengan kalian. Kalian selalu menarik
kesimpulan. Tidak ada yang tahu. Katakan hanya ini :
anak-anak kalian harus pergi berperang, dan anak saya
tidak. Tidak ada yang tahu apakah itu berkah atau
kutukan. Tidak ada yang cukup bijaksana untuk mengetahui.
"Hanya Allah yang tahu".  
 
(http://www.mail-archive.com)

Entri Populer