Halaman

r

Jumat, 18 Oktober 2013

KETIKA AKU JARANG MELIHAT AKU

    Seorang suami merasa hawatir terhadap istrinya, ia berpikir bahwa jangan jangan istrinya akan mengalami gangguan pendengaran seperti yang pernah terjadi, ia pikir istrinya butuh alat bantu pendengaran. Suami tidak begitu yakin bagaimana cara membicarakan hal ini kepada istrinya, diam diam dia memanggil seorang dokter keluarga untuk membicarakan permasalahan ini. Dokterpun memberikan solusi sebagai langkah awal untuk si suami. bahwa sebenarnya ada cara yang sederhana yang bisa ia gunakan sebagai tes untuk mengetahui apakah istrinya benar benar tuli atau tidak.
Dokter menjelaskan

"Ini yang harus anda lakukan" kata dokter.
"Berdirilah dalam posisi sekitar empat puluka kaki jauhnya dari istri anda, kemudian bicaralah kepada istri anda dalam percakapan yang normal dan dengan suara yang normal pula. Perhatikan, apakah istri anda bisa mendengar anda?. Jika tidak, maka perkecil jarak anda memjadi tiga puluh kaki. Jika belum bisa juga mendekat lagi dengan jarak dua puluh kaki, dan begitu seterusnya sampai anda mendapatkan respon darinya."

      Malam itu, si Istri sedang memasak di dapur untuk makan malam. Si Suami berada di kamar tidur yang dimana jaraknya adalah empat puluh kaki dari istrinya. Ia berkata kepada dirinya,
"Sekarang saya sudah berada dalam jarak empat puluh kaki, saatnya untuk mengetes, dan kita lihat apa yang akan terjadi. Dengan nada suara yang normal si Suami bertanya kepada istrinya,
"Sayang, kamu masak apa untuk makan malam ini.?" Tidak ada jawaban.!

Kemudian si Suami mendekat sekitar tiga puluh kaki ke istrinya dan mengulangi pertanyaan-nya.
"Sayang, kamu masak apa untuk makan malam ini?" Masih tidak ada jawaban.

Ia mendekat lagi dua puluh kaki dan sudah berada di ruang makan, dengan perasaan cemas ia mulai bertanya lagi, "Sayang, kamu masak apa untuk makan malam ini?" Oh tidak, si Suami merasa semakin cemas karena masih tidak ada jawaban dari istrinya.

Dia maju kedepan, berdiri di pintu dapur, sekitar sepuluh kaki dari istrinya.
"Sayang, kamu masak apa untuk makan malam ini?" Masih tidak ada jawaban yang terdengar dari istrinya.

Si Suami lalu berjalan maju tepat di samping istrinya, "Sayang, kamu masak apa untuk makan malam ini?"

"Ayah.. ini untuk yang kelima kalinya saya bilang, Ayam.. saya masak ayaaaaaaaaaam.. denger nga' sih.?!!"

Memang, kita terkadang lupa melihat diri sendiri. 

WORTEL, TELUR, DAN KOPI

     Seorang anak perempuan berkeluh kesah kepada ayahnya tentang kehidupan yang ia jalani dan bagaimana semuanya terasa sangat berat baginya. Dia tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan dan dia merasa sudah putus asa. Dia sudah merasa lelah  untuk berjuang, dan sepertinya setiap satu masalah terselesaikan maka akan datang masalah baru.

      Ayahnya, seorang koki, mengajaknya ke dapur. Ia mengambil tiga wadah untuk memasak kemudian mengisi tiap wadah itu dengan air dan memanaskannya di kompor. Beberapa saat kemudian air itupun mendidih. Si Ayah mulai menaruh sesuatu di tiap wadah yang berisi air mendidih itu. Ia memasukkan wortel kedalam wadah pertama, wadah kedua ia masukkan telur, dan kopi bubuk pada wadah ketiga. kemudian merebusnya lagi dengan menunggu beberapa saaat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

       Anak perempuan itu merasa tidak sabar menunggu, ia bertanya tanya dalam hati apa yang sedang di lakukan ayahnya. Berselang dua puluh menit kemudian, ayahnya mematikan kompor. Ia mencuit wortel keluar dan menaruhnya di sebuah mangkok. Mengeluarkan telur dan juga menaruhnya di Mangkok. Menyendok kopi keluar dan menuangnya di mangkok.
Si Ayah berbalik kepada anaknya sambil memegang nampan yang berisi ketiga mangkok itu, ia kemudian bertanya,
 "Apa yang kamu lihat?"
 "Wortel, Telur, dan Kopi!" jawab anaknya.

Si Ayah mendekatkan nampan yang berisi tiga mangkok itu ke anaknya dan menyuruhnya untuk mencicipi wortel itu. Si anak perempuan itupun mencicipinya dan merasakan kalau wortel itu telah menjadi lembek. Kemudian si Ayah menyuruhnya lagi mengambil telur dan memecahkannya, setelah mengupas cangkangnya iapun tahu kalau bagian dalamnya telah mengeras. Dan akhirnya, ketika si Ayah menyuruhnya untuk merasakan isi mangkok ketiga yang berisi kopi, ia tersenyum. Si anak perempuan itu merasakan kopi itu penuh dengan aroma.
Anak perempuan itu mulai bertanya kepada Ayahnya,
 "Apa maksud dari semua ini ayah?"
Si Ayah pun mulai menjelaskan,
 "Kamu tahu kalau ketiga bahan ini sama sama mengahadapi sesuatu yang berat, yaitu di-didih-kan dalam air, Tetapi reaksi mereka terhadap hal tersebut berbeda beda. Wortel ini awalnya keras dan kuat, tapi setelah di rebus dalam air ia menjadi lembek dan rapuh. Telur ini awalnya rapuh. Cangkang tipisnya melindungi cairan yang ada di dalam. Tapi setelah di rebus dengan air, bagian dalamnya telah berubah menjadi lebih keras dari sebelumnya.
Kopi bubuk ini terbilang unik, setelah di rebus dalam air, ia merubah air itu.
Termasuk yang manakah dirimu?" Dia bertanya kepada anak perempuannya.
"Seperti apakah reaksimu ketika masalah dan kesulitan datang menghampirimu? Apakah seperti wortel, telur, atau kopi?"


       

Entri Populer