Halaman

r

Kamis, 17 Januari 2013

PEMILIK KALUNG

         Al-Qadhi Abu Bakar Muhammad Bin Abdul Baqi Bin Muhammad Al-Bazar berkata, "Ketika itu aku tinggal di samping kota Makah -sebuah kota yang semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Suatu hari aku sangat lapar, sementara aku tidak mendapatkan makanan yang dapat mengganjal rasa laparku.
Tanpa aku sadari aku menemukan sebuah bungkusan yang berbalut kain sutera dan diikat dengan kaos kaki dari kain sutera pula. Maka tanpa pikir panjang bungkusan itu aku pungut lalu aku bawa ke rumah dan kubuka. Bungkusan itu ternyata berisi seuntai kalung mutiara yang seumur hidup aku belum pernah melihatnya.

         Setelah itu, aku keluar rumah. Aku mendengar seorang kakek sedang mencari bungkusan yang hilang. Dia menjanjikan hadiah sebesar 500 dinar. Kakek itu berkata,
"Barang siapa menemukan bungkusan berisi kalung mutiara, maka uang 500 dinar ini akan aku berikan sebagai imbalan kepada penemunya."
Aku berkata kepada diriku sendiri,
"Aku sangat butuh, aku sangat lapar, aku bisa mengambil kalung ini dan memanfaatkannya," tapi aku akan mengembalikannya.

           Aku langsung menemui kakek itu dan berkata kepadanya, "Marilah kita ke rumah." Akupun membawanya ke rumahku. Setibanya di rumah, sang kakek menyebutkan ciri ciri bungkusan yang hilang, diikat kaos kaki, jenis mutiara, ia pun menyebutkan jenis kain yang di gunakan untuk membalut kalung mutiara tersebut. Aku lalu menyerahkan bungkusan kalung itu kepada si kakek. Dia pun lalu memberikan aku 500 dinar sebagai imbalan. Namun aku menolak, Aku berkata,
"Sudah menjadi kewajibanku untuk mengembalikan temuan ini kepada pemiliknya dengan tanpa mengambil upah. Sang kakek berkata, "Kamu harus menerima uang ini."
Dia terus menerus memaksaku untuk mengambil upah tersebut. Aku tidak mau menerimanya lalu dia pergi meninggalkan aku.

           Adapun cerita mengenai diriku selanjutnya bahwasanya aku lalu meninggalkan Makkah dengan menumpang sebuah perahu.Tanpa aku duga perahu tersebut oleng.Orang orang pun bercerai berai berikut seluruh hartanya. Namun aku selamat dari musibah ini, aku mengapung dengan cara berpegangan di sebuah papan perahu yang telah patah. Beberapa hari aku berada di tengah lautan tanpa arah. Tiba tiba aku terdampar di sebuah pulau yang berpenduduk. Aku menuju masjid untuk membaca al-Qur'an. Di kampung itu tidak ada seorang pun bisa membaca Al-Qur'an. Kemudian mereka mendatangiku untuk meminta mengajari mereka membaca Al-Qur'an. Dari taklim ku ini aku bisa mengumpulkan sejumlah uang.

           Suatu hari, aku menemukan beberapa lembar Al-Qur'an di dalam masjid. Lembaran itu aku pungut. orang orang pun bertanya, "Apakah kamu bisa menulis?" Aku jawab, "Ya," kemudian mereka memintaku untuk mengajari tulis menulis termasuk pada anak anak dan remaja mereka. Sejak saat itu aku mengajari mereka, aku pun bisa mengumpulkan sejumlah uang.Suatu hari masyarakat kampung ini berkata kepadaku,
"Di desa ini, kami mempunyai seorang gadis yatim yang sangat kaya, bagaimana kalau kamu memperistrinya.?" Aku menolak tawaran mereka. Mereka tetap memaksaku untuk menikahi gadis tersebut, dan akhirnya aku terima tawaran mereka.
Setelah dilaksanakan walimah dan istriku sudah ada di hadapanku, aku mendapati kalung yang dulu pernah kulihat melingkar di lehernya. Mataku tak berkedip melihat kalung tersebut.

           Orang orang yang melihatku mengajukan protes, "Wahai ustadz, engkau telah menghancurkan hati gadis yatim ini, sebab engkau hanya menatap kalungnya bukan menatap wajahnya!"
Lalu aku ceritakan kisah kalung tersebut, setelah itu orang orang pun meneriakkan tahlil dan takbir hingga terdengar oleh seluruh penduduk pulau tersebut. Aku menanyakan kepada mereka, apa gerangan yang terjadi. Mereka menjawab, "Kakek yang mengambil kalung darimu itu adalah ayah gadis ini. Kala itu kakek tersebut berkata, "Seumur hidupku, aku tidak pernah bertemu dengan seorang pemuda muslim yang baik seperti dia!, sang kakek hanya mampu memanjatkan do'a,
"Ya Allah, Pertemukan aku dengan pemuda itu agar aku dapat menikahkannya dengan anak gadisku.
Sekarang do'a itu telah di kabulkan Allah.  

Tidak ada komentar:

Entri Populer