Halaman

r

Senin, 08 Oktober 2012

DIKIRA BUKAN PEJABAT

          Pada suatu malam Umar keluar rumah untuk mengontrol keadaan rakyatnya. Beliau sampai pada sebuah kemah yang jaraknya tidak kurang tiga mil dari Madinah. Kala itu beliau menemukan kemah kemah yang kelihatan api masih menyala. Ia menghampirinya. Setelah dekat dengan kemah tersebut, Umar melihat seorang perempuan yang dikelilingi nak anak kecil yang sedang menangis. Umar bertanya perihal mereka kepada perempuan itu. Perempuan tersebut menjawab, "Kami kedinginan dan kemalaman." Umar bertanya, "Ada apa dengan anak anak itu?". Perempuan itu menjawab, "Mereka menangis karena kelaparan." Umar bertanya, "Kalau diatas kuali itu apa?" wanita itu menjawab, "Air! saya membujuk mereka dengan air tersebut suoaya mereka dapat tidur." Lalu wanita itu berkata, "Umar itu sepertinya tidak mau peduli."
Wanita itu tidak tahu bahwa yang mengajak berbicara kepadanya adalah orang yang disebutkannya itu. Umar bertanya, "Kasihan sekali engkau. Bagaimana pandangan engkau tentang Umar?" Wanita itu menjawab, "Saya tidak tahu apakah dia mengurus kami atau tidak."

         Setelah mendengar jawaban wanita itu, Umar bergegas menuju ke Baitulmal. Ketika kembali lagi, dia memikul makanan dengan pundaknya sendiri. Ia memikul tepung dan minyak. Ia tidak mau ada orang lain yang menggantikannya. Malah, ketika ada seseorang yang menawarkan diri untuk mengangkat makanan tersebut, ia menyatakan bahwa pada hari kiamat dosa dirinya tidak akan ada yang bisa menanggung. Umar memasak makanan untuk anak anak kecil itu. Perempuan itu merasa aneh atas apa yang dilakukan oleh Umar dan berkata, "Semoga Allah membalas dengan kebaikan kepadamu. Demi Allah, yang lebih layak menjadi pemimpin adalah engkau bukan Umar."

Tidak ada komentar:

Entri Populer