Halaman

r

Kamis, 11 Oktober 2012

PERKATAAN ORANG

            Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa pada suatu hari Luqmanul Hakim dan anaknya pergi ke pasar dengan menaiki seekor keledai sedangkan anaknya berjalan mengikutinya dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, orang-orang yang melihat mereka pun berkata,
"Lihatlah orang tua itu, sungguh tidak punya rasa kasihan, ia membiarkan anaknya berjalan kaki sedangkan ia duduk enak diatas punggung keledainya.”
Setelah mendengar suara suara sumbang dari orang-orang yang ada disekitar, maka Luqman pun turun dari keledainya itu lalu disuruhnya anaknya untuk naik di atas keledai itu. Melihat yang demikian, maka orang di pasar itu pun berkata,
“Lihatlah, betapa durhakanya anak itu, ayahnya dia biarkan berjalan kaki dibelakang sedangkan dirinya enak menaiki keledai, sungguh kurang adab anak itu."
Mendengar kata-kata orang di pasar itu, Luqman pun mengambil inisiatif untuk menunggangi keledai itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang orang yang melihat mereka pun ramai kini berkata lagi, “Lihatlah itu, dua orang menaiki seekor keledai, sungguh sangat menyiksa keledai itu.”
Kerana tidak suka mendengar percakapan orang-orang di pasar itu, maka Luqman dan anaknya turun dari keledai itu, kemudian mereka pun memikul keledai itu. Orang orang di pasar yang melihat kejadian itu tertawa terbahak bahak dan berkata,
"Lihatlah kedua orang itu, keledai itu harusnya mereka tunggangi, mereka malah membiarkan keledai itu menunggangi mereka, alangkah bodohnya.
Mendengar tawa orang orang atas mereka Luqman menurunkan keleda dan menariknya sambil berjalan. Terdengar lagi suara orang berkata, “Dua orang kok berjalan kaki, sedangkan keledai itu tidak dikenderai, betapa dungunya mereka”

          Dalam perjalanan pulang ke rumah, Luqmanul Hakim menasihatai anaknya tentang sikap manusia dan ocehan mereka, katanya, “Sesungguhnya tidak akan terlepas seseorang itu dari pergunjingan manusia. Dan hanya orang yang berakal yang akan mengambil pertimbangan hanya kepada Allah S.W.T saja.
Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam setiap urusan hidupnya.”
Kemudian Luqmanul Hakim berpesan kepada anaknya, katanya,
“Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya), dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya.”

Tidak ada komentar:

Entri Populer